Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati,
ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang
merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel
sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup
secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan
lainnya.
Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic
diawali dengan interaksi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang
dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul
organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi
secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan
molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik
penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka
sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.
A. Radiasi dengan Molekul Air
(Radiolisis Air)
Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam
proses radiolisis air akan menghasilkan radikal bebas (H* dan OH*) yang tidak
stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh.
Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul dengan sebuah electron yang tidak
berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas
menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital.
Radikal bebas yang terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul
biologic peroksida yang lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul ini
dapat berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya sehingga lebih besar
peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan biokimiawi
pada molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami
proses perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia
yang terjadi yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting
tersebut selanjutnya akan menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami
proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan kematian sel. Perubahan fungsi
atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari radiasi
yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya.
B. Radiasi dengan DNA
Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan
terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen
antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah
putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya
kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul
dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat
berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur
DNA kembali seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada sel.
Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana
mestinya sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna
sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.
C. Radiasi dengan Kromosom.
Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang
dihubungkan satu sama lain dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer.
Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom
yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47
buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic. Kerusakan
struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan
peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi. Aberasi kromosom
yang mungkin timbul adalah (1) fragmen asentrik, yaitu patahnya lengan
kromososm yang tidak mengandung sentromer, (2) kromosom cincin, (3) kromosom
disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua sentromer dan (4) translokasi,
yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari dua atau lebih
kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi
sehingga jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang
dapat diamati pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel
darah putih. Frekuensi terjadinya kelainan pada kromosom bergantung pada dosis,
energi dan jenis radiasi, laju dosis, dan lainnya.
D. Radiasi dengan Sel.
Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel
sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan
berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu
parah, maka sel bias kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel
tetap hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah
atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang
paling sensitive terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif
melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/ kematangan sel)
rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel
dengan tingkat differensiasi yang tinggi.
EFEK TERHADAP MANUSIA
Bagaimana pengaruh radiasi terhadap manusia?
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan
sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada
laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan
efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh
keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik
adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek
somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek
tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati
pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi,
seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan
penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai
mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang
baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi,
seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan
proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek
stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel
akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel.
n Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini
terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat
dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek
deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis
ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan
mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan
demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek
ini menjadi 100%.
Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu
terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik
pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak
membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang
berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang
berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi
atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek
stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten
yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang
terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh
jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada
turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah
sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama,
ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan
tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis
rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik
dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait
dengan paparan individu.
Apa yang dimaksud dengan radiasi interna dan
eksterna?
Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita
menyebutnya sebagai radiasi eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma,
sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki
potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel alpha memiliki daya ionisasi yang
besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap
tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit
luar manusia. Partikel beta memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari
partikel alpha.
Daya tembus partikel beta dipengaruhi besar energi.
Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan
dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel beta
memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan
sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek
dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai potensi
bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki daya tembus yang
sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron
dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi
eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika
zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi
interna.
Partikel alpha mempunyai potensi bahaya radiasi
interna yang besar karena radiasi alpha mempunyai daya ionisasi yang besar
sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil
dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber
radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang tingkatannya
lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh
lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan
dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi
keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma
memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan alpha dan beta,
sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Sumber: infonuklir.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar