BAB I
PENDAHULUAN
Dislokasi mandibula adalah suatu gangguan yang
terjadi karena pergeseran sendi. penderita dengan gangguan ini akan merasa
tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa sakit yang
hebat.
Dislokasi dapat terjadi satu sisi (unilateral)
atau dua sisi (bilateral) dan dapat bersifat akut atau emergensi, kronis atau long-standing serta kronis yang bersifat
rekuren yang dikenal dengan dislokasi habitual, sehingga penderita akan
mengalami kelemahan yang sifatnya abnormal dari kabsula pendukung dan Ligamen.
Dislokasi didefinisikan sebagai pergerakan kondilus kearah depan dari eminensia
artiklare yang memerlukan beberapa bentuk manipulasi untuk mereduksinya,
dislokasi berbeda dengan subluksasi dimana pasien dapat mengembalikan kondilus
ke dalam fosa secara normal.
Pada sebagian besar kasus, dislokasi terjadi
secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap, berteriak,
makan, bernyanyi atau pada saat perawtan gigi. Penderita dengan fosa mandibula
yang dangkal dan kepala kondilus tidak berkembang dengan baik, merupakan factor
predisposisi terjadinya dislokasi. Dislokasi dapat pula terjadi pada saat
manipulasi airway dalam tindakan
anesthesia, dan pada kasus trauma pada rahang yang umumnya terjadi oleh karena
kekuatan benturan kearah bawah dari mandibula pada saat membuka mulut sebagian.
B.
Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana teknik
pemeriksaan radiografi skull pada kasus dislokasi Temporomandibular joint (TMJ)
?
2. Bagaimana kriteria
gambar yang dihasilkan melalui pemeriksaan skull pada kasus dislokasi
temporomandibular joint (TMJ) ?
C.
Tujuan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah
ini maka dapat disimpulkan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui posisi pasien
dan persiapan lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan raddiografi
skull pada kasus dislokasi temporomandibular joint (TMJ);
2. Memahami kriteria
gambaran radiograf yang tepat pada pemerikasaan dislokasi temporomandibular
joint (TMJ).
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat penyusunan makalah ini adalah :
1. Memberikan gambaran
mengenai pemeriksaan radiograf skull pada kasus dislokasi temporomandibular
joint (TMJ);
2. Memberikan pemahaman
tentang kriteria gambaran radiograf.
E.
Sistimatika Penulisan
BAB I
penulis mencantumkan tentang pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang,
tujuan penulisan, rumusan masalah, pembatasan masalah serta sistimatika
penulisan.
BAB II berisikan
kajian yang mnyelaskan mengenai Anatomy Temporomandibular Joint (TMJ), Definisi
dislokasi Temporomandibularjoint (TMJ), Etiologi dan Parofisiologi dislokasi
temporomandibular joint (TMJ).
BAB III terdapat pembahasan yang
menjelaskan tentag Teknik Pemeriksaan radiogradi pada kasus dislokasi temporo
mandibula joint.
BAB IV penutup yang berisikan
kesimpulan dari pembahasan makalah serta saran-saran yang mungkin bermanfaat
bagi semua pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah
persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang
temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap
pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya
dibawah depan telinga.
Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya
sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka
seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat
membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan
mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula disebut dengan disfungsi
temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka
dan menutup. Bunyi ini disebut dengan clicking yang seringkali, tidak disertai
nyeri sehingga pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi
temporomandibular.
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk
oleh bagian – bagian:
Gambar
1. Anatomy Temporo Mandibular Joint
|
1.
Fossa glenoidalis,
2.
Prosesus kondiloideus
3.
Ligamen
4.
Rongga Synovial
5.
Diskus artikularis
1.
Fossa Glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal. Bagian anterior
berhubungan dengan eminensia artikularis, merupakan artikulasi dari fossa
glenoidalis. Bagian posterior dari fossa glenoidalis merupakan dataran tympani
dari tulang temporal.
2.
Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang yang
berbentuk elips yang mempunyai kepala dan leher.
3.
Ligamen. Fungsi dari ligamen yang membentuk Temporomandibula joint ini adalah
sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan prosesus kondiloideus
dari tulang mandibula serta membatasi gerak mandibula membuka, menutup mulut,
pergerakan ke samping, dan gerakan lain. Ligament yang menyusun
temporomandibula joint terdiri dari :
a. Ligamen
temporo mandibular
b. Ligamen spheno
mandibular
c. Ligamen
stylo mandibular
4. Rongga
Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna
untuk pergerakan sendi.
5.
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak
utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot
dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus
articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis
bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi
bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris
dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 – 45mm7.
A.
Definisi
DisklokasiTemporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah
suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang
dengan tulang rahang (mandibula).
B.
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi dari
temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi
ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi
dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada
saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan
lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga
menimbulakn kejang otot parah.
Dislokasi dapat
diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan
kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu, disertai dengan
displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga
tidak sulit.
a. Ligamen
temporo mandibular
b. Ligamen spheno
mandibular
c. Ligamen
stylo mandibular
4. Rongga
Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna
untuk pergerakan sendi.
5.
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak
utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot
dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus
articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis
bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi
bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris
dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 – 45mm7.
A.
Definisi
DisklokasiTemporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah
suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang
dengan tulang rahang (mandibula).
B.
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi dari
temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi
ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi
dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada
saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan
lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga
menimbulakn kejang otot parah. Dislokasi dapat
diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan
kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu, disertai dengan
displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga
tidak sulit.
a. Ligamen
temporo mandibular
b. Ligamen spheno
mandibular
c. Ligamen
stylo mandibular
4. Rongga
Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna
untuk pergerakan sendi.
5.
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak
utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot
dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus
articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis
bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi
bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris
dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 – 45mm7.
A.
Definisi
DisklokasiTemporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah
suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang
dengan tulang rahang (mandibula).
B.
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi dari
temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi
ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi
dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada
saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan
lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga
menimbulakn kejang otot parah. Dislokasi dapat
diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan
kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu, disertai dengan
displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga
tidak sulit.
a. Ligamen
temporo mandibular
b. Ligamen spheno
mandibular
c. Ligamen
stylo mandibular
4. Rongga
Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna
untuk pergerakan sendi.
5.
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak
utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot
dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus
articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis
bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi
bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris
dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 – 45mm7.
A.
Definisi
DisklokasiTemporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah
suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang
dengan tulang rahang (mandibula).
B.
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi dari
temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi
ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi
dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada
saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan
lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga
menimbulakn kejang otot parah. Dislokasi dapat
diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan
kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu, disertai dengan
displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga
tidak sulit.
a. Ligamen
temporo mandibular
b. Ligamen spheno
mandibular
c. Ligamen
stylo mandibular
4. Rongga
Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior.
Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna
untuk pergerakan sendi.
5.
Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak
utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot
dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus
articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis
bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi
bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris
dibuja lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai
kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 – 45mm7.
A.
Definisi
DisklokasiTemporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah
suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang
dengan tulang rahang (mandibula).
B.
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
Dislokasi dari
temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi
ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi
dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada
saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan
lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga
menimbulakn kejang otot parah.
BAB III
TEKNIK PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI SKULL PADA PASIEN DISKLOKASI TEMPOROMANDIBULAR JOINT
A.
Indikasi Pemeriksaan
Berhubung materi kali ini adalah pemeriksaan
radiograpy pada kasus dislokasi temporomandibular joint, maka dapat disimpulkan
indikasi atau tujuan umum dilakukannya pemeriksaan radiografi untuk menegakkan
diagnose akibat terjadinya dislokasi TMJ
B.
Persiapan Pasien dan
Persiapan Alat
1.
Persiapan Pasien
Melepaskan
benda-benda logam yang dikenakan pasien di daerah yang akan diperiksa seperti Perhiasan
– perhiasan logam atau piercing
agar tidak merusak gambar radiografi. Mempersilahkan pasien untuk
mengganti pakaian yang dikenakan dengan baju khusus yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
2.
Persiapan Alat
a. Persiapan pada alat atau
bahan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan radiografi antara lain :
b. Pesawat sinar – X
(factor eksposisi : kV, mA, S dan kondisi pesawat)
c. Kaset dan film yang
sesuai dengan daerah yang akan diperiksa ( untuk pemeriksaan dislokasi TMJ
digunakan ukuran 18 cm x 24cm )
d. Market (pemberi tanda R
: Right, L : Left)
e. Alat fiksasi ( mencegah
pergerakan objek seperi : sand bag,
spoon, dsb)
C.
Teknik Pemeriksaan
1.
Proyeksi AP Axial (Modified Towne Methode)
a.
Posisi
Pasien : Posisikan pasien
dipposisi supine atau erect.
b.
Posisi Objek :
ü Tempatkan pertengan
kaset pada MSP (Mid Sagital Plane)
ü Letakkan lengan diposisi
nyaman;
ü Atur bagu agar posisinya
sama;
ü Atur kepala True AP maka
MSP sejajar dengan IR;
ü Fleksikan leher agar
orbitomeatal line tegak lurus dengan film.
c. Central Ray
(CR) : Arahkan sinar ke caudal dengan sudut 350
d. Central Point (CP)
: 3 inci atau 7,5 cm diatas nasion
e. FFD
: 100 cm
f. Kriteria
gambar :
ü Kepala tidak mengalami
rotasi.
ü Tampak gambaran axial
dari procesus condyloid dan mandibula fossae;
ü Condilus dan
temoromandibular joint (TMJ) terlihat pada pemeriksaan open mouth.
ü Terjadi sedikit superposisi oleh condilus pada
pemeriksaan close mouth.
g. Hasil foto AP Axial
1.
Proyeksi Axiolateral
Oblique (Modiifed Law Methode)
a.
Posisi Pasien :
ü Posisi semi prone khusus
digunakan pada pasien yang tidak dapat berbaring dengan posisi prone.
ü Atau Erect
b.
Posisi Objek :
ü Letakkan sisi lateral
kepala menempel permukaan meja / bucky dengan
bagian yang akan diperiksa berada dekat dengna IR. Tubuh di obliquekan untuk
membuat pasien bias senyaman mungkin.
ü Atur MSP pararel dengan
permukaan meja / bucky. Dari posisi
lateral, oblique-kan wajah pasien 150 terhadap IR. Hindari tilting
dengan mengatur interpupilari line tegak lurus pemukaan meja/ bucky.
ü Atur dagu agar IOML
tegak lurus pada tepi depan IR.
c.
Central Ray (CR) :
Arahkan sinar ke caudad 150
d.
Central Point (CP) : 1 inchi posteriot dan 1 inchi superior
MAE yang jauh dari film
e.
FFD : 100 cm
f.
Kriteria gambar :
ü Memperlihatkan struktur
tulang yang dekat dengan IR seperti TMJ.
ü Tampak gambaran mastoid
air cell
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan
makalah ini antara lain kita sebagai mahasiswa calon radiographer mengetahui
teknik pemeriksaan yang khususu digunakan untuk pemeriksaan radiografi pada
penderita dislokasi temporomandibular joint (TMJ). Selain itu mahasiswa
mengetahui perbedaan antara kriteria gambar pada proyeksi AP Axial dengan
Proyeksi Axiolateral Oblique.
Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan
diagnose pada kasus dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah Proyeksi AP
Axial dan Proyeksi Axiolateral Oblique. Sehingga nantinya setelah terjun di
dunia kerja mahasiswa dapat mengaplikasikan Proyeksi tersebut kepada pasien
penderita dislokasi temporomandibular joint (TMJ) dengan baik dan benar.
B.
Saran
Beberapa saran yang ingin saya utarakan selaku mahasiswa antara lain agar di waktu mendatang dosen pengajar Teknik Radiograpy Dasar (TRD) II dapat membimbing mahasiswa untuk menerapkan teknik pemeriksaan radiography skull pada kasus dislokasi temporomandibula joint dengan baik dan benar. Sehingga dengan praktek yang benar diharapkan nantinya saat diaplikasikan di dunia kerja mahasiswa sudah fasih dengan penggunaan teknik Pemeriksaan AP Axial dan Axiolateral Oblique pada penderita dislokasi temporomandibular joint (TMJ).
Beberapa saran yang ingin saya utarakan selaku mahasiswa antara lain agar di waktu mendatang dosen pengajar Teknik Radiograpy Dasar (TRD) II dapat membimbing mahasiswa untuk menerapkan teknik pemeriksaan radiography skull pada kasus dislokasi temporomandibula joint dengan baik dan benar. Sehingga dengan praktek yang benar diharapkan nantinya saat diaplikasikan di dunia kerja mahasiswa sudah fasih dengan penggunaan teknik Pemeriksaan AP Axial dan Axiolateral Oblique pada penderita dislokasi temporomandibular joint (TMJ).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar