PROSES
MANAJEMEN DARI MUTU YANG SPESIFIK
Proses 10 Langkah dari JCAHO
Pada tahun 1985 JCAHO memperkenalkan 10 langkah proses
pemantauan dan evaluasi sebagai mekanisme untuk akreditasi yang memuaskan. 10
Langkah tersebut adalah :
1. Menentukan Tanggung Jawab
Pada QA, direktur
medis adalah yang akhirnya bertanggung jwab, tetrapi tugas ini biasanya
didelegasikan kepada supervisor atau pelaksana QA. Pada CQI, kedua komite
intradepartemen dan interdepartemen bekerja sama dengan partisipasi manajemen
Rumah Sakit.
2. Menggariskan
scope perawatan dan pelayanan
Pada model QA, ada
daftar pelayanan utama departemen tertentu (jenis-jenis imaging yang
ditawarkan, jenis-jenis pasien yang dilayani, kredensial staff, dll), sedangkan
dengan CQI didefiniskan scope perawatan atau pelayanan Rumah Sakit secara
keseluruhan.
3. Mengidentifikasikan
aspek-aspek penting dari perawatan dan pelayanan
Pada QA,
ditentukan tugas-tugas atau fungsi departemen tertentu, dengan penekanan pada
volume tinggi (foto thorax,), resiko tinggi (interprestasi mammografi dan
angiografi) dan resiko tinggi/cenderung
bermasalah (IVP dan pemeriksaan-pemeriksaan yang memerlukan kontras
media IV). Dengan CQI, seluruh Rumah Sakit menentukan fungsi-fungsi kunci yang
harus dipantau. Ini harus meliputi fungnsi-fungsi penting yang berhubungan
dengan pasien, kepemimpinan, penggunaan obat, penggunaan darah dan
komponen-komponen darah, dan penentuan kelayakan pasien masuk Rumah Sakit serta
perawatan selanjutnya.
4. Mengidentifikasi
indicator-indicator
JCAHO mendefinisikan
indicator sebagai suau ukuran proses atau outcome yang valid dan dapat
dipercaya yang berhubungan dengan satu atau lebih dimensi kinerja.
Ada 2 jenis
indicator yang penting, yaitu :
·
Indicator event sentimental
Suatu
indicator event sentimental menunjukan suatu event atau fenomenom individual
yang cukup bermakna untuk mencetuskan pembahasanya lebih lanjut setiap kali
muncul. Sebagian besar event ini tak diinginkan dan jarang terjadi, seperti
kematian selama proses pemeriksaan diagnostik akibat reaksi kontras media.
·
Indicator data kelompok
Suatu
indicator data kelompok merupakan suatu proses atau outcome yang berhubungan
dengan banyak hal. Ini dapat sering terjadi dan dapat diinginkan atau tidak
diingikan. Contohnya jumlah section caesarea dan jumlah kesalahan pengobatan
yang dilaporkan.
Dengan QA, setiap departemen menentukan
indicator sendiri-sendiri, sedangkan dengan CQI, suatu interdisiplin menentukan
indicator yang terfocus lebih pada proses perawatan.
Dimensi
utama indicator kinerja meliputi :
·
Kelayakan perawatan : apakah jenis perawatan
tersebut memang diperlukan.
·
Kesinambungan perawatan : sampai seberapa
jauh perwatan tersebut dikoordinasikan di antara para dokter dan/atau
organisasi.
·
Efektifitas perawatan :tingkat keuntungan
bila pelayanan dilakukan di lingkungan yang biasa oleh para dokter rata-rata
untuk pasien-pasien tertentu, seperti didefiniskan olek KN Efikasi perawatan :
tingkat keuntungan yang diharapkan bila pelayanan perawatan dilakukan pada
kondisi yang ideal dan lingkungan yang sebaik mungkin. Sebagian besar system
pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang berada di antara efektivitas dan
efikasi. QA mencoba merubah efektivitas
menjadi efikasi, sedangkan CQI selangkah
lebih maju dengan memungkinkan perbaikan berkelanjutan setelah efektivitas
tercapai.
·
Efisiensi perawatan : mutu perawatan
tertinggi yang diberikan dalam waktu paling singkat, baiaya paling rendah, dan
dengan autcome yang positif untuk kondisis pasien.
·
Respek dan perhatian : menunjukan seberpa
baiknya pasien diberlakukan selama pemberian pelayana perawtan kesehatan,
tingkat kepuasan pasien dan bagaimana keluhan-keluhan ditangani oleh staf
manajemen.
·
Keamanan di lingkungan perawtan : meliputi peralatan, peringatan
univesal, dan kompetensi staf.
·
Waktu perawatan : pemberian pelayanan
kesehatan dalam waktu yang wajar, dengan waktu tunggu yang dimulai.
·
Biaya perawatan : biaya pelayanan kesehatan
yang wajar sesuai dengan pasar.
·
Ketersediaan perawatan : tersedianya
fasilitas klinik jenis pelayanan atau prosedur yang diperlukan oleh pasien.
5. Mengembangkan cara untuk mencetuskan evaluasi
Pada
QA, suatu ambang diidentifikasi utnuk setiap indicator. JCAHO mengidentifikasi
suatu ambang sebagai tingkat kinerja pra pengembangan yang diterapkan pada
suatu indocator spesifik. Ambang dapat ditentukam secara internal (berdasarkan
kinerja yang lalu) atau secara eksternal (berdasarkan peraturan pemerintah atau
gudeline profesional seperti dari JCAHO). Selama indicator berada dibawah ambang
pada suatu event atau kondisi yang negatif, tidak diperlukan tindak lanjut atau
evaluasi. Untuk suatu kondisi atau event yang sangat diinginkan, ambang
ditentukan pada 100%. Pada CQI, tim interdisiplin menggunakan metoda statistik untuk menentukan tingkat atau pola yang
mencetuskan evaluasi.
6. Pengumpulan dan pengaturan data
Dengan QA, departemen menentukan
protokol untuk pengumpulan data. Pertama, ditentukan metode pengumpulan.
Pilihan
untuk pengumpulan data meliputi :
a Survei dan quisioner pasien. Ini harus dikirim
kepada pasien 3 – 7 hari setlah pulang atau hari pada pelayanan utnuk pasien
rawat jalan.
a Rekam medik pasien.
a Laporan staf, ini meliputi catatan harian
perawatan pasien, buku harian, laporan raeksi obat, laporan variasi pengobatan,
dst.
a Kelompok-kelompok focus. Ini meliputi tim-tim
perbaikan mutu.
a Data base komputer.
Selanjutnya ditentukan ukuran sample (berapa
banyak pasien, kasus dan izin-izin lainnya). Kemudian ditentukan frekwensi
pengumpulan (langsung, harian, mingguan, bulanan). Data langsung adalah data
yang dikumpulkan bersamaan dengan waktu pelayanan. Data yang harus dikumpulkan
atau dirpeoses secara kontinyu meliputi kematian pasien (bergantung pada
campuran pasien dan faktor-faktor regional) dan komplikasi-komplikasi terapi yang
serius. Frekwensi untuk pengumpulan data suatu indicator spesifik di review
setiap tahun untuk menentukan apakah data tersebut mencakup secara memadai
informasi yang diinginkan. Tugas akhir adalah menentukan bagaimana data
tersebut akan dioleh untuk perbandingan dengan ambang. Dengan CQI, suatu tim
interdisipliner menentukan protokol pengumpulan data dari berbagai area Rumah
Sakit.
7. Memulai evaluasi
Dengan
QA, staf mengevaluasi tingkat kinerja untuk suatu indicator dengan
membandingkannya dengan tingkat ambang. Dengan CQI, pimpinan menentukan
area-area utnuk evaluasi berdasarkan data yang dikumpulkan.
8. Bertindak untuk memperbaiki perawatan dan
pelayanan
Dengan
QA, individu-individu di evaluasi apakah mencapai tingkat ambang atau tidak,
dan dilakukan tindakan perbaikan. Metode CQI, lebih melihat pada proses yang
digunakan dalam memberikan perawtan atau pelayanan daripada individu.
9. Penilaian efektivitas tindakan dan
mempertahankan perbaikan.
Metode
QA, memeriksa apakah tinadkan yang dilakukan pada tingkat 8 efektif dalam
memastikan mutu, sedangkan metode CQI memperlihatkan bahwa perbaikan terus
dipertahankan. Dokumentasi metode-metode ini sangat penting.
10. Mengkomunikasikan hasilnya kepada
individu-individu dan kelompok yang bersangkutan.
Dengan
metode QA, semua hasil harus diberikan kepada suatu komite QA dan kemudian
dibagikan kepada staf departemen dan komite QA Rumah Sakit, sedangkan dengan
CQI, semua hasil dilaporkan kepada pimpinan dan individu-individu lain yang
terlibat.
Suatu
metode yang biasa untuk mempresentasikan hasil-hasil tersebut adalah dengan
story board. Suatu story board dapat meringkas seluruh laporan atau prose
dengan menggunakan foto – foto dan grafik, dan teks yang minimal.
SIKLUS
JCAHO UNTUK PERBAIKAN KINERJA
10
Langkah proses monitoring dan evaluasi JCAHO masih valid dan merupakan dasar
dari “siklus untuk perbaikan kinerja”, yang mengidentifikasi desain, ukuran,
penilaian, dan perbaikan langkah-langkah.
DESAIN
Perencanaan
dan implementasi yang sistematik merupakan kunci untuk mendesain setiap fungsi
atau proses. Dalam mendesain dan merencanakan fungsi-fungsi dan proses-proses
yang baru harus dipertimbangkan faktor-faktor beriku :
§ Tujuan organisai (misi), bagaimana ia meliaht
dirinya dimasa depan (visi), dan strategi-strategi untuk melakukan misi dan
mencapai misinya (rencana strategi).
§ Kebutuhan dan harapan pasien, staf, kreditor, dan
pembayaran ( pelanggan dan pemasok).
§ Pengetahuan terkini mengenai aktivitas organisasi
dan klinik, dari dalam dan luar organisasi.
§ Data terkini dan relevan.
§ Tersedianya sumber-sumber seperti dana, staf, dan
peralatan.
UKURAN
Ukuran
didefiniskan oleh JCAHO sebagai kumpulan data yang valid dan dapat dipercaya
untuk memperlihatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dan perbaikan kinerja.
PENILAIAN
Penilian
didefinisikan oleh JCAHO sebagai penterjemahan data yang dikumpulkan selama
pengumpulan mejnadi informasi yang dapat digunakan untuk merubah proses dan
memperbaiki kinerja. Penilaian yang baik biasanya memerlukan perbandingan data
dengan referensi atau standar, meliputi :
Internal
§ Pola historic kerja dalam organisasi (juga
disebut kinerja dasar). Ini adalah
perbandingan antar tingkat kinerja saat ini dengan tingkat kinerja sebelumnya,
seperti membandingkan repeat rate departemen saat ini dengan tahun lalu.
§ Batas kinerja yang diinginkan. Populasi pasien
dan dokter pengirim mengharapkan suatu tingkat kinerja tertentu. Ini harus
dibandingkan dengan tingkat yang dicapai seperti yang diperlihatkan oleh data
saat ini. Organisasi pelayanan kesehatan juga dapat mengembangkan batas-batas,
target, dan spesifikasi sendiri yang dapat dibandingkan
Eksternal
§ Guideline dan parameter praktis.
Prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh organisasi dan profesional, panel ahli
atau dokter-dokter intern, yang merupakan suatu konsesus mengenai cara-cara
terbaik untuk diagnosis, terapi, atau prosedur. Ini biasa diuraikan dalam
bentuk suatu critical path yang mengdokumentasikan terapi dasar atau
urutan-urutan tindakan dalam usaha menghilangkan variasi yang tidak perlu.
§ Kumpulan data base referensi eksternal ini
memungkinkan suatu organisasi membandingkan kinerjanya dengan kinerja
organisasi lain, dengan menggunakan informasi seperti outcome pasien, biaya,
lengh of stay (lama perawatan) untuk terapi tertentu, angka mortalitas, dan
morbilitas dan lain-lainnya. Contohnya adalah JCAHO indicator measurement
sistem (IMS). Dan data base pemerintah dan pihak ketiga.
§ Patokan/standar ini meliputi perbandigkan kinerja
satu organisasi dengan yang lainnya tetapi terfokus pada proses kunci
organisasi lain yang mencapai kinerja daripada angka-angka dan data statistik
yang diperoleh dari kumpulan data base referensi eksternal.
PERBAIKAN
Sekali
pengetahuan diperoleh dari pengukuran dan analisis, dapat dilakukan tindakan
untuk memperbaiki proses dengan menyempurnakan atau mendesain kembali suatu
proses utnuk memperbaiki tingkat kinerjanya. Siklus desian, pengukuran ,
penilain, dan perbaikan harus berulang terus menerus dalam program CQI.
METODE MANAJEMEN MUTU DENGAN FOKUS PDCA
Berikut
ini adalah metode-metode manajemen mutu spesifik lainnya yang dapat diterima
saat ini :
§ Pendekatan FOCUS – PDCA yang dilakuakn oleh
hospital coorporation of america yang dikombinasikan dengan siklus Plan, Do,
Check dan Act yang digunakan oleh Dening pada industri di Jepang.
F Menemukan suatu masalah dan
mendefiniskannya.
O Menyususn tim dan bekerja untuk
perbaikan.
C Mengklarifikasi masalah dan
pengetahuan terkini dari proses
U Memahami masalah dan penyebab dari
proses.
S Memilih metode untuk memperbaiki
proses.
P Merencanakan untuk menerapkan suatu
metode baru.
D Melakukan penerapan dan mengukur
perubahan.
C Mencek hasil perubahan
A Bertindak untuk mempertahankan
perbaikan dan melanjutkan perbaikan.
§ Evalengical Health Sistem CQI Monitoring Sistem
§ FADE, yang diciptakan oelh Organizational
Dynamics *suatu perusahaan konsultan swasta)
§ The Five Stage Plan yang dikembangkan olej Joiner
& Assosciate (suatu kelompok konsultan mutu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar